Rabu, 26 Oktober 2016

Makna Individu Mandiri

kemandirian adalah sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya sehingga dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa meminta bantuan atau tergantung dari orang lain dan dapat bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya.

Jenis Kemandirian
Dalam bukunya Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), Mohammad Ali dan Mohammad Asrori mengutip pendapat Abraham H. Maslow membedakan kemandirian menjadi dua, yaitu :
  1. Kemandirian aman (secure autonomy), yaitu kekuatan untuk menumbuhkan cinta kasih pada dunia, kehidupan, dan orang lain, sadar akan tanggung jawab bersama, dan tumbuh rasa percaya terhadap kehidupan. Kekuatan ini digunakan untuk mencintai kehidupan dan membantu orang lain.
  2. Kemandirian tidak aman (insecure autonomy), yaitu kekuatan kepribadian yang dinyatakan dalam perilaku menentang dunia.
Maslow menyebut kondisi seperti ini sebagai selfish autonomy atau kemandirian mementingkan diri sendiri.
Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori mengutip pendapat Lovinger tentang tingkatan kemandirian beserta ciri-cirinya sebagai berikut :
1) Tingkatan pertama adalah tingkat impulsif dan melindungi diri.
    Ciri-ciri tingkatan ini adalah :
a) Peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan orang lain.
b) Mengikuti aturan secara oportunistik dan hedonistik.
c) Berpikir tidak logis dan tertegun pada cara berpikir tertentu.
d) Cenderung melihat kehidupan sebagai zero-sum game.
e) Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta lingkungannya.
2) Tingkatan kedua adalah tingkat komformistik.
    Ciri-ciri tingkatan ini adalah :
a) Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial.
b) Cenderung berpikir stereotype dan klise.
c) Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal. 
d) Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian.
e) Menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya introspeksi.
f) Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal. 
g) Takut tidak diterima kelompok.
h) Tidak sensitif terhadap keindividualan.
i) Merasa berdosa jika melanggar aturan.

3) Tingkatan ketiga adalah tingkat sadar diri.
     Ciri-ciri tingkatan ini adalah :
a) Mampu berpikir alternatif dan memikirkan cara hidup.
b) Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada.
c) Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi.
d) Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah.
e) Penyesuaian terhadap situasi dan peranan.

4) Tingkatan keempat adalah tingkat saksama (conscientious).
    Ciri-ciri tingkatan ini adalah :
a) Bertindak atas dasar nilai-nilai internal.
b) Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan.
c) Mampu melihat keragaman emosi, motif, dan perspektif diri sendiri maupun orang lain.
d) Sadar akan tanggung jawab dan mampu melakukan kritik dan penilaian diri.
e) Peduli akan hubungan mutualistik.
f) Memiliki tujuan jangka panjang.
g) Cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial.
h) Berpikir lebih kompleks dan atas dasar pola analitis.

5) Tingkatan kelima adalah tingkat individualistis.
    Ciri-ciri tingkatan ini adalah :
a) Peningkatan kesadaran individualitas.
b) Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan ketergantungan.
c) Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.
d) Mengenal eksistensi perbedaan individual.
e) Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan.
f) Membedakan kehidupan internal dengan kehidupan luar dirinya.
g) Mengenal kompleksitas diri.
h) Peduli akan perkembangan dan masalah-masalah sosial.

6) Tingkatan keenam adalah tingkat mandiri.
    Ciri-ciri tingkatan ini adalah :
a) Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan.
b) Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang lain.
c) Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan sosial.
d) Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan.
e) Toleran terhadap ambiguitas.
f) Peduli terhadap pemenuhan diri.
g) Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal.
h) Responsif terhadap kemandirian orang lain.
i) Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain.
j) Mampu mengekspresikan perasaan denga penuh keyakinan dan keceriaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar