7 Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan
1. Homogenitas Sosial
Bahwa masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa
kekerabatan saja, sehingga pola hidup dan tingkah laku maupun kebudayaannya
sama. Oleh karena itu hidup di desa biasanya terasa tenteram
aman dan tenang. Hal ini disebabkan oleh pola pikir, pola penyikap dan
pola pandangan yang sama dari setiap warganya dalam menghadapi suatu
masalah. Kebersamaan, kesederhanaan dan keserasian selalu
menjiwai setiap warga masyarakat desa tersebut.
2. Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
Mulai masalah-masalah umum sampai masalah pribadi.
Anggota masyarakat satu dengan yang lain saling mengenal secara intim.
Pada masyarakat desa masalah kebersamaan dan gotong royong sangat
diutamakan, walaupun secara materi mungkin sangat kurang atau tidak
mengijinkan.
3. Gotong Royong
Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur
dan membudaya. Semua masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong
royong, baik dalam arti gotong royong murni maupun gotong royong timbal
balik. Semua yang dilakukan didasari kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat.
4. Ikatan Sosial
Setiap anggota masyaratkan desa diikat dengan nilai-nilai adat dan
kebudayaan secara ketat. Bagi anggota yang tidak memenuhi norma dan
kaidah yang sudah disepakati, akan dihukum dan dikeluarkan dari ikatan
sosial dengan cara mengucilkan. Oleh karena itu setiap
anggota harus patuh dan taat melaksanakan aturan yang ditentukan.
Lebih-lebih bagi anggota yang baru datang, ia akan diakui menjadi
anggota masyarakat tersebut (ikatan sosial tersebut).
5. Magis Religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat
mendalam. Bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-hari dijiwai bahkan
diarahkan kepadanya. Sering kita jumpai orang Jawa mengadakan
selamatan-selamatan untuk meminta rezeki, minta perlindungan, minta
diampuni dan sebagainya. Suasana religius ini juga seakan menjadi kebudayaan yang melekat.
6. Kontrol Sosial yang Ketat
Di atas dikemukakan bahwa hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim
dan diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakatnya saling mengetahui
masalah yang dihadapi anggota yang lain. Bahkan ikut mengurus terlalu
jauh masalah dan kepentingan dari anggota masyarakat yang lain.
Kekurangan dari salah satu anggota masyarakat, adalah merupakan
kewajiban anggota yang lain untuk menyoroti dan membenahinya. Rasa kekeluargaan yang tinggi juga membuat kontrol dalam masyarakat ini menjadi tanggung jawab semua anggotanya.
7. Pola Kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian,
perkebunan, perikanan dan peternakan. Pada umumnya setiap anggota hanya
mampu melaksanakan salah satu bidang kehidupan saja. Misalnya para
petani, bahwa pertanian merupakan satu-satunya pekerjaan yang harus ia
tekuni dengan baik. Bilamana bidang pertanian tersebut kegiatannya
kosong, maka ia hanya menunggu sampai ada lagi kegiatan di bidang
pertanian, karena pola pikir yang tidak terlalu maju inilah masyarakat pedesaan kurang bisa menerima pemikiran baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar