Jumat, 14 Juli 2017

Manusia dan Kebudayaan

Penciptaan manusia adalah seuatu proses alami yang berlangsung melalui beberapa tahap, dan tahap-tahap penciptaan itu adalah:
 
1.      Tahap Jasad 

Jasad ialah jisim manusia, tubuh, badan. Abu ishak menjelaskan bahwa jasad ialah sesuatu yang tidak bisa berpikir dan tidak dapat dilepaskan dari pengertian bangkai. Sedangkan menurut Al-Lais, makhluk yang berjasad ialah makhluk yang makan dan minum. Dalam tafsir Al-Fakhr ar-Razi dikatakan bahwa jasad ialah tubuh manusia yang berupa darah dan daging. Jadi, tubuh manusia tidak lain ialah badan kasar manusia, dapat diraba dan difoto serta menempati ruang dan waktu tertentu.

2.      Tahap Haya

 Al-Hayat artinya hidup, lawan kata dari al-maut artinya mati. Kata al-hayy dipakai untuk menyebut sesuatu yang tidak mati, bentuk jamaknya ialah al-ahya’. Hidup pada dasarnya adalah gerak. Hakikat hidup adalah gerak, perubahan atau dinamika. Gerak hidup adalah gerak yang menghidupkan. Jadi esensi hidup ada pada gerakan, suatu kehidupan tidak dapat dimengerti tanpa adanya gerakan dan dalam setiap gerakan terpancar adanya kehidupan.

3.      Tahap Ruh 

Kata ruh adalah ar-ruh yaitu angin. Oleh kerena itu ar-ruh disebut an-nafas yaitu nafas atau nyawa. An-nafs sering juga disebut jiwa. Menurut Ibu Haitham, ruh adalah nafas yang berjalan diseluruh jasad. Jika ruh itu keluar maka manusia tidak akan bernafas. Menurut  Ibn Atsir ruh itu dipakai dalam berbagai arti tetapi yang paling umum ialah sesuatu yang dijadikan sandaran bagi jasad dan dengan ruh itu tercipta kehidupan. Di samping itu ruh juga diartikan sebagai hakikat berfikir atau kecerdasan yaitu kemampuan manusia untuk siap memperoleh ilmu. Al-Gazali menjelaskannya sebagai yang halus yang ada dalam diri manusia yang memungkinkannya untuk mengetahui sesuatu dan dapat menangkap pengertian, serta bersifat ketuhanan.

 4.      Tahap Nafs
Menurut Ibn al-Bari, nafs bisa bermakna ruh, dan bisa bermakna hal yang bisa membedakan sesuatu dari yang lain. Menurut Ibn Abbas, dalam setiap diri manusia terdapat du unsur nafs, yaitu nafs akal yang bisa membedakan sesuatu, dan nafs ruh yang menjadi unsur kehidupan. Dalam kaitan ini, maka nafs yang menjadi pokok bahasan disini adalah nafs dalam pengertian diri, keakuan, bukan dalam pengertian nafsu, nafas ataupun ruh. Nafs dalam pengertian diri, keakuan, muncul setelah kelahiran manusia yang sempurna, suatu bentuk yang muncul setelah tahap jasad, hayat dan ruh terlampaui, menjadi sebuah eksistensi.



Hakekat Manusia

Manusia sebagai mahluk social memiliki fungsi biologis, proteksi, sosialisasi/pendidikan. Supportive dan ekspresive. Dari fungsi-fungsi ini diharapkan bukan saja menjadi landasan, materi kegiatan dan bahkan pendekatan/ proses-proses dalam merancang, mengoperasikan, mengevaluasi program pendidikan non formal. 
 
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
 1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.


 
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar