Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita,
keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Didalam menantikan
adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia melibatkan manusia lain
atau kekuatan lain diluar dirinya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang
telah dilakuka dan ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapakan itu adalah hasil
jerih payah dirinya dan bantuan kekuatan lainnya. Bahkan harapan itu tidak
bersifat egosentris berbeda dengan keinginan yang menurut kodratnya bersifat
egosentris, usahanya adalah memiliki. Harapan tertuju kepada “Engkau” sedankan
keinginan “aku”, harapan itu ditutunjukkan kepada orang lain atau kepada Tuhan.
Keinginan itu untuk kepentingan dirinya meskipun pemenuhan keinginan itu
melalui pemenuhan keingingan orang lain. Misalnya melakukan perbuatan sedeqah
kepada orang lain: orang lain terpenuhi keinginan dan sekaligus orang yang
bersedeqah juga terpenuhi keiinginannya, yaitu kebahagiaan sewaktu berbuat baik
kepada orang lain.
Menurut macam-macamnya ada harapan yang optimis dan
ada harapan yang pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya
sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat
dianalisis secara rasioal, bahwa sesuatu yang aka terjadi bakal muncul. Dalam
harapan pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak bakal terjadi.
Harapan itu ada karena manusia itu hidup penuh
dengan dinamikanya, penuh dengan keinginannya atau kemauannya. Harapan untuk
setiap orang berbeda-beda kadarnya. Orang yang wawsan berfikir luas, harapannya
pun akan luas. Demiian pula orang yang berwawasan pikiran sempit, maka akan
sempit pula harapannya.
Besar kecilnya harapan sebenarnya tidak di tentukan
oleh luas atau tidaknya wawasan berfikir seseorang, tetapi kepribadian
seseorang dapat menentukan dan mengontrol jenis, macam, dan besar kecilnya
harapan tersebut. Bila kepribadian seseorang kuat, jenis dan besarnya harapan
akan berbeda dengan orang yang kepribadianya lemah. Kepribadian yang kuat akan
mengontrol harapan seefektif seefesien mungkin sehingga tidak merugikan bagi
dirinya atau bagi orang lain, untuk masa kin atau untuk masa depan, bagi masa
di dunia atau di masa akhirat kelak.
Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha
atau berkerja kerasnya seseorang.orang yang berkerja keras akan mempunyai
harapan yang besar untuk memperoleh harapan yang besar, tetapi kemampuannya
kurang, biasanya disertai dengan bantuan unsur dalam, yaitu berdoa.Cita-cita
cita-cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah
keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik
keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh
seseorang pada masa mendatang.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka
cita-cita itu disebut angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang
sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang
mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor.
- Faktor manusia
- Faktor kondisi
- Faktor tingginya cita-cita
Contoh cita-cita factor kondisi:
Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya
bercita-cita menjadi sarjana. Amir anak orang yang cukup kaya, sehinnga
dalam mencapai cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat
dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang
menguntungkan atau memudahkan mencapai cita-cita si Amir. Sebaliknya
dengan Budi yang orang tuanya ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak
mampu mencapai cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan
hambatan bagi Budi dalam mencapai cita-citanya.
Doa
Menurut bahasa do'a berasal dari
kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a
berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau
tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
Adapun lafadz do'a yang ada dalam
al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah:
Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak
memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make,
kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan.
Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami
jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi.
(al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah
berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu
dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan,
apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah
berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an
itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang
benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman
Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga
jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari
kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Macam-Macam Do’a :
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy
berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada
selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah."
Adapun perbedaan antara kedua
macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah (permintaan) adalah:
Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu
yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan
kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan
kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan
permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau
tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan
kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti
meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan
barangnya dan ini hukumnya boleh.
Upaya Manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhan YME
Untuk bisa meningkatkan rasa percaya terhadap Tuhan YME, Manusia harus terlebih dulu melakukan hal-hal yang dapat mendekatkan dirinya dengan tuhan. Misalnya saja dengan banyak beribadah dan melakukan hal-hal yang di perintahkan oleh Tuhan dan menjauhi larangan-larangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar