1. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap
orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan
kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan
masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat
dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi.
Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat
sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan
dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan
bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan,
baik yang sengaja maupun yang tidak.
Misalnya sebagai seorang pelajar kita haruslah mengerti dan menyadari
posisi kita untuk senantiasa belajar dan mengerjakan segala pekerjaan
rumah dengan penuh dedikasi, karena hal-hal seperti itulah yang akan
mempengaruhi kesuksesan kita sendiri pada akhirnya. Hal-hal tersebut
tidak ada kaitannya sama sekali dengan orang lain, karena yang
menentukan jalan hidup kita, masa depan kita adalah kita sendiri.
2. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami,
ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga.
Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab
juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.
Misalnya seorang anak memiliki tanggung jawab kepada keluarganya
untuk selalu menjaga dan melindungi nama baik keluarganya setiap saat
dengan cara bertindak dan berperilaku dengan sopan dan santun sesuai
dengan aturan yang ada dalam masyarakat dan tidak melanggar
aturan-aturan tersebut
3. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain,
sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan
manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga
dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain
agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah
apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat.
Manusia sebagai mahkluk social tentunya tidak dapat hidup sendiri dan
harus bermasyarakat dengan individu lainnya, oleh karena itu setiap
anggota masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama dalam masyarakat
misalnya tanggung jawab untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan
ketentraman di lingkungan masyarakat tersebut.
4. Tanggung Jawab Terhadap Tuhan YME
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,
melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab
lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari
hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui
berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera
diperingatkan oleh Tuhan dan juga dengan peringatan yang keraspun
manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan.
Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka
meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap
Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia
perlu pengorbanan.
Sebagai mahkluk yang telah di ciptakan oleh Tuhan di dunia ini,
dilindungi dan dibesarkan, diberikan akal sehat dan berbagai macam
rahmat dan karunia-Nya maka kita tentunya memiliki tanggung jawab untuk
menjaga dan melestarikan segala sesuatu yang telah diberikan-Nya kepada
kita dan serta senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan
kepada kita dengan cara beribadah dan berdoa kepada-Nya.
Jumat, 14 Juli 2017
Inonesia dan Budaya Timur
Untuk dapat mempertahankan budaya timur di indonesia, seharusnya konten-konten yang banyak mengandung budaya barat di kurangi karena budaya barat merupakan budaya yang bisa dibilang baru di Indonesia. Segala sesuatu yang bersifat baru akan menjadi lebih menarik sehingga banyak orang indonesia yang akan mengikuti budaya barat tersebut dan semakin lama mengikis budaya timur yang sudah ada didalam diri bangsa Indonesia warisan dari para leluhur. Selain itu seharusnya segala sesuatu yang mengandung unsur budaya timur ditanamkan kepada para anak bangsa mulai dari tingkat pendidikan paling dasar hingga perguruan tinggi sehingga anak bangsa tidak lupa dengan jatidirinya.
Kehidupan di kampus yang mempertahankan budaya timur :
1. adanya kegiatan-kegiatan penggalangan dana apabila terjadi sebuah bencana oleh oraganisa-organisasi didalam universitas.
2. adanya forum komunikasi mahasiswa yang dapat memperertat persaudaraan.
Manfaat melestarikan budaya timur bagi bangsa indonesia adalah meningkatkan rasa persaudaraan sesama bangsa Indonesia sehingga Indonesia menjadi negara yang tidak mudah dipecah belah. Bangsa Indonesia juga akan menjadi bangsa yang memiliki mental hormat kepada orang tua dan menjadi bangsa yang dikenal dengan sopan santunnya.
Kehidupan di kampus yang mempertahankan budaya timur :
1. adanya kegiatan-kegiatan penggalangan dana apabila terjadi sebuah bencana oleh oraganisa-organisasi didalam universitas.
2. adanya forum komunikasi mahasiswa yang dapat memperertat persaudaraan.
Manfaat melestarikan budaya timur bagi bangsa indonesia adalah meningkatkan rasa persaudaraan sesama bangsa Indonesia sehingga Indonesia menjadi negara yang tidak mudah dipecah belah. Bangsa Indonesia juga akan menjadi bangsa yang memiliki mental hormat kepada orang tua dan menjadi bangsa yang dikenal dengan sopan santunnya.
Manusia dan Harapan
Harapan
Cita-cita
Do'a Ibadah maksudnya Semua
bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun
batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa,
Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan
dijauhkan dari azab-Nya.
Upaya Manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhan YME
Untuk bisa meningkatkan rasa percaya terhadap Tuhan YME, Manusia harus terlebih dulu melakukan hal-hal yang dapat mendekatkan dirinya dengan tuhan. Misalnya saja dengan banyak beribadah dan melakukan hal-hal yang di perintahkan oleh Tuhan dan menjauhi larangan-larangannya.
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita,
keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Didalam menantikan
adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia melibatkan manusia lain
atau kekuatan lain diluar dirinya sesuatu terjadi, selain hasil usahanya yang
telah dilakuka dan ditunggu hasilnya. Jadi, yang diharapakan itu adalah hasil
jerih payah dirinya dan bantuan kekuatan lainnya. Bahkan harapan itu tidak
bersifat egosentris berbeda dengan keinginan yang menurut kodratnya bersifat
egosentris, usahanya adalah memiliki. Harapan tertuju kepada “Engkau” sedankan
keinginan “aku”, harapan itu ditutunjukkan kepada orang lain atau kepada Tuhan.
Keinginan itu untuk kepentingan dirinya meskipun pemenuhan keinginan itu
melalui pemenuhan keingingan orang lain. Misalnya melakukan perbuatan sedeqah
kepada orang lain: orang lain terpenuhi keinginan dan sekaligus orang yang
bersedeqah juga terpenuhi keiinginannya, yaitu kebahagiaan sewaktu berbuat baik
kepada orang lain.
Menurut macam-macamnya ada harapan yang optimis dan
ada harapan yang pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya
sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat
dianalisis secara rasioal, bahwa sesuatu yang aka terjadi bakal muncul. Dalam
harapan pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak bakal terjadi.
Harapan itu ada karena manusia itu hidup penuh
dengan dinamikanya, penuh dengan keinginannya atau kemauannya. Harapan untuk
setiap orang berbeda-beda kadarnya. Orang yang wawsan berfikir luas, harapannya
pun akan luas. Demiian pula orang yang berwawasan pikiran sempit, maka akan
sempit pula harapannya.
Besar kecilnya harapan sebenarnya tidak di tentukan
oleh luas atau tidaknya wawasan berfikir seseorang, tetapi kepribadian
seseorang dapat menentukan dan mengontrol jenis, macam, dan besar kecilnya
harapan tersebut. Bila kepribadian seseorang kuat, jenis dan besarnya harapan
akan berbeda dengan orang yang kepribadianya lemah. Kepribadian yang kuat akan
mengontrol harapan seefektif seefesien mungkin sehingga tidak merugikan bagi
dirinya atau bagi orang lain, untuk masa kin atau untuk masa depan, bagi masa
di dunia atau di masa akhirat kelak.
Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha
atau berkerja kerasnya seseorang.orang yang berkerja keras akan mempunyai
harapan yang besar untuk memperoleh harapan yang besar, tetapi kemampuannya
kurang, biasanya disertai dengan bantuan unsur dalam, yaitu berdoa.Cita-cita
cita-cita
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah
keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik
keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh
seseorang pada masa mendatang.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka
cita-cita itu disebut angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang
sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang
mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor.
- Faktor manusia
- Faktor kondisi
- Faktor tingginya cita-cita
Contoh cita-cita factor kondisi:
Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya
bercita-cita menjadi sarjana. Amir anak orang yang cukup kaya, sehinnga
dalam mencapai cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat
dikatakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang
menguntungkan atau memudahkan mencapai cita-cita si Amir. Sebaliknya
dengan Budi yang orang tuanya ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak
mampu mencapai cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan
hambatan bagi Budi dalam mencapai cita-citanya.
Doa
Menurut bahasa do'a berasal dari
kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a
berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau
tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
Adapun lafadz do'a yang ada dalam
al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah, seperti firman Allah:
Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak
memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make,
kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan atau Keluhan.
Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami
jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi.
(al Anbiya: 15).
3. Panggilan atau seruan. Allah
berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu
dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan,
apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta pertolongan. Allah
berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami
wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an
itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang
benar. (al Baqarah: 23).
5. Permohonan. Seperti firman
Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga
jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari
kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Macam-Macam Do’a :
Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy
berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada
selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah."
Adapun perbedaan antara kedua
macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah (permintaan) adalah:
Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu
yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a) Permintaan yang ditujukan
kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b) Permintaan yang ditujukan
kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan
permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau
tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c) Permintaan yang ditujukan
kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti
meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan
barangnya dan ini hukumnya boleh.
Upaya Manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhan YME
Untuk bisa meningkatkan rasa percaya terhadap Tuhan YME, Manusia harus terlebih dulu melakukan hal-hal yang dapat mendekatkan dirinya dengan tuhan. Misalnya saja dengan banyak beribadah dan melakukan hal-hal yang di perintahkan oleh Tuhan dan menjauhi larangan-larangannya.
Manusia dan Kebudayaan
Penciptaan manusia adalah seuatu
proses alami yang berlangsung melalui beberapa tahap, dan tahap-tahap
penciptaan itu adalah:
Jasad ialah jisim manusia, tubuh, badan. Abu ishak menjelaskan bahwa jasad ialah sesuatu yang tidak bisa berpikir dan tidak dapat dilepaskan dari pengertian bangkai. Sedangkan menurut Al-Lais, makhluk yang berjasad ialah makhluk yang makan dan minum. Dalam tafsir Al-Fakhr ar-Razi dikatakan bahwa jasad ialah tubuh manusia yang berupa darah dan daging. Jadi, tubuh manusia tidak lain ialah badan kasar manusia, dapat diraba dan difoto serta menempati ruang dan waktu tertentu.
2. Tahap Hayat
Al-Hayat artinya hidup, lawan kata dari al-maut artinya mati. Kata al-hayy dipakai untuk menyebut sesuatu yang tidak mati, bentuk jamaknya ialah al-ahya’. Hidup pada dasarnya adalah gerak. Hakikat hidup adalah gerak, perubahan atau dinamika. Gerak hidup adalah gerak yang menghidupkan. Jadi esensi hidup ada pada gerakan, suatu kehidupan tidak dapat dimengerti tanpa adanya gerakan dan dalam setiap gerakan terpancar adanya kehidupan.
3. Tahap Ruh
Kata ruh adalah ar-ruh yaitu angin. Oleh kerena itu ar-ruh disebut an-nafas yaitu nafas atau nyawa. An-nafs sering juga disebut jiwa. Menurut Ibu Haitham, ruh adalah nafas yang berjalan diseluruh jasad. Jika ruh itu keluar maka manusia tidak akan bernafas. Menurut Ibn Atsir ruh itu dipakai dalam berbagai arti tetapi yang paling umum ialah sesuatu yang dijadikan sandaran bagi jasad dan dengan ruh itu tercipta kehidupan. Di samping itu ruh juga diartikan sebagai hakikat berfikir atau kecerdasan yaitu kemampuan manusia untuk siap memperoleh ilmu. Al-Gazali menjelaskannya sebagai yang halus yang ada dalam diri manusia yang memungkinkannya untuk mengetahui sesuatu dan dapat menangkap pengertian, serta bersifat ketuhanan.
4. Tahap Nafs
Menurut Ibn al-Bari, nafs bisa bermakna ruh, dan bisa bermakna hal yang bisa membedakan sesuatu dari yang lain. Menurut Ibn Abbas, dalam setiap diri manusia terdapat du unsur nafs, yaitu nafs akal yang bisa membedakan sesuatu, dan nafs ruh yang menjadi unsur kehidupan. Dalam kaitan ini, maka nafs yang menjadi pokok bahasan disini adalah nafs dalam pengertian diri, keakuan, bukan dalam pengertian nafsu, nafas ataupun ruh. Nafs dalam pengertian diri, keakuan, muncul setelah kelahiran manusia yang sempurna, suatu bentuk yang muncul setelah tahap jasad, hayat dan ruh terlampaui, menjadi sebuah eksistensi.
Hakekat Manusia
Manusia sebagai mahluk social memiliki fungsi biologis, proteksi, sosialisasi/pendidikan. Supportive dan ekspresive. Dari fungsi-fungsi ini diharapkan bukan saja menjadi landasan, materi kegiatan dan bahkan pendekatan/ proses-proses dalam merancang, mengoperasikan, mengevaluasi program pendidikan non formal.
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya
tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik
Manusia pasti mempunyai pandangan
hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memeperlakukan pandangan hidup
itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu
sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan sebagai penimbul
kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita
seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena
hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup
sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi
manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas
hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia
itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada,
dan bahkan hidup itu ada sebelum
manusia itu belum turun ke dunia.
(2) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup
yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan
hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam
berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana
mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama
Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur'an, Hadist dan ijmak
itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di
akherat.
(3) Menghayati
Langkah
selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan
menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan
menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan
memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang
berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan
lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu
sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu
sendiri.
(4) Meyakini
Setelah
mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara
dan dari kehidupan di akherat, maka hendaknya kita
meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan
suatu hal untuk cenderung memperoleh
suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
(5) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang
penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi
maka kita akan merasakan manfaalnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini
dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa
terwujud di
masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.
(6)Mengamankan
Mungkin sudah
merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan din pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau
mayalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan
cendemng untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu dia telah
mengikuti langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang
ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila
ada orang lain yang mengganggunya maka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah
respon itu berwujud tindakan atau lainnya
Manusia dan Pandangan hidup
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan maa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelakan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataanya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenaranya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut padangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdaarkan asalnya, yaitu terdiri dari 3 macam :
(a) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenaranya
(b) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang diseuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
(c) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenerannya.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha,keyakinan/kepercayaan. Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan.Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai,tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana, dan kepercayaan kepada Tuhan.
B. CITA-CITA
Dalam kamus Bear Bahasa Indonesia yang disebutkan cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umunya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatanya.
Dalam cita-cita itu sendiri memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cita-cita yang diinginkan, yaitu;
a) Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang berkemauan, sehinggan apa yang dicita-citakan tercapai tapi akan sebaliknya bila seorang tidak ada kemuan cita-citanya hanya jadi sebuah imajinasi yang kosong. Akan tetapi cita-cita diperbolehkan setingginya tapi disertai dengan kemauan dengan niat yang tinggi dan hal itu akan terjadi dengan adanya cita-cita menciptakan motivasi hidup akan memperjuangakan apa yang diinginkan
b) Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umunya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapai suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapai suatu cita-cita.
c) Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor mencapai cita-cita dengan menggapai cita-cita kita harus sadarkan diri kita sampai sejauh mana yang bakal kita capai dengan ita-cita yang ada mekipu ada pepatah gantungkan mimpimu setnggi langit akan tetapi dilain hal ketika kita tak bisa bakal jadi efek yang negatif yang membuat kita menjadi putus asa.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma – norma agama dan etika.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan senditi apa yang baik dan apa yang buruk. Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya.
Sebagai anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi – pribadi, sebagaimana suara hati tiap pribadi selalu menginginkan yang baik.
Sebagai mahluk Tuhan, manusia pun harus mendengarkan perintah Tuhan. Perintah tuhan selalu memerintahkan agar manusia berbuat baik dan menghindari perbuatan yang tidak baik.
D. Usaha dan Perjuangan
Usaha / perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha / perjuangan. Perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita – cita menjadi kaya, ia harus bekerja keras. Apabila seseorang bercita – cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan maa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelakan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataanya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenaranya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut padangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdaarkan asalnya, yaitu terdiri dari 3 macam :
(a) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenaranya
(b) Pandangan hidup yang berupa ideologi yang diseuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
(c) Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenerannya.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsure-unsur yaitu : cita-cita, kebajikan, usaha,keyakinan/kepercayaan. Cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat dicapai dengan usaha atau perjuangan.Tujuan yang hendak dicapai ialah kebajikan, yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur, bahagia, damai,tentram. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi keyakinan/kepercayaan. Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal, kemampuan jasmana, dan kepercayaan kepada Tuhan.
B. CITA-CITA
Dalam kamus Bear Bahasa Indonesia yang disebutkan cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umunya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatanya.
Dalam cita-cita itu sendiri memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya cita-cita yang diinginkan, yaitu;
a) Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang berkemauan, sehinggan apa yang dicita-citakan tercapai tapi akan sebaliknya bila seorang tidak ada kemuan cita-citanya hanya jadi sebuah imajinasi yang kosong. Akan tetapi cita-cita diperbolehkan setingginya tapi disertai dengan kemauan dengan niat yang tinggi dan hal itu akan terjadi dengan adanya cita-cita menciptakan motivasi hidup akan memperjuangakan apa yang diinginkan
b) Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umunya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapai suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapai suatu cita-cita.
c) Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor mencapai cita-cita dengan menggapai cita-cita kita harus sadarkan diri kita sampai sejauh mana yang bakal kita capai dengan ita-cita yang ada mekipu ada pepatah gantungkan mimpimu setnggi langit akan tetapi dilain hal ketika kita tak bisa bakal jadi efek yang negatif yang membuat kita menjadi putus asa.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma – norma agama dan etika.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat menentukan senditi apa yang baik dan apa yang buruk. Suara hati selalu memilih yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat yang baik bagi dirinya.
Sebagai anggota masyarakat, maka seseorang juga terikat dengan suara masyarakat. Setiap masyarakat adalah kumpulan pribadi – pribadi, sebagaimana suara hati tiap pribadi selalu menginginkan yang baik.
Sebagai mahluk Tuhan, manusia pun harus mendengarkan perintah Tuhan. Perintah tuhan selalu memerintahkan agar manusia berbuat baik dan menghindari perbuatan yang tidak baik.
D. Usaha dan Perjuangan
Usaha / perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha / perjuangan. Perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha / perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Apabila manusia bercita – cita menjadi kaya, ia harus bekerja keras. Apabila seseorang bercita – cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik.
Rabu, 05 Juli 2017
Teori obyektif dan subyektif dalam buku Garis Besar Estetika
1. Perbedaan Teori Obyektif dan Subektif
a. Teori Obyektif adalah teori yang menyatakan bahwa keindahan sebuah benda terletak pada benda tersebut.
b. Teori Subyektif adalah teori yang menyatakan bahwa keindahan sebuah benda terletak pada mata yang memandang, artinya nilai keindahan dari benda tersebut tergantung dari penikmatnya apakah benda tersebut bernilai tinggi atau sebaliknya.
2. Perbedaan Puisi dan Prosa
a. Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita dan tidak mengandung rima (bunyi yang berselang/berulang di akhir baris. Prosa cenderung menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak terlalu banyak menggunaka majas seperti puisi. Selain itu, jenis tulisan prosa juga digunakan untuk memaparkan suatu fakta atau ide.
b. Puisi adalah jenis sastra yang bahasanya menggunakan majas-majas. Makna dalam tiap baris kalimatnya bukanlah makna sebenarnya, melainkan perlu penafsiran terlebih dahulu. Kata-kata dalam puisi dipiliha dan ditata dengan cermat untuk membangun keindahan, sehingga mampu membangkitkan kesadaran orang akan suatu pengalan melalui bunyi, irama, dan makna khususnya.
3. Ekspresi dan Intuisi
a. Ekspresi adalah suatu sifat ungkapan dari berbagai kombinasi bahasa tubuh. Bisa saja dalam keadaan tidur, makan, senang, susah, gembira, bangga, selebrasi, iri, tidak suka, jahat,cinta, baik, nakal, dsb.
b. Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran. Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku.
a. Teori Obyektif adalah teori yang menyatakan bahwa keindahan sebuah benda terletak pada benda tersebut.
b. Teori Subyektif adalah teori yang menyatakan bahwa keindahan sebuah benda terletak pada mata yang memandang, artinya nilai keindahan dari benda tersebut tergantung dari penikmatnya apakah benda tersebut bernilai tinggi atau sebaliknya.
2. Perbedaan Puisi dan Prosa
a. Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita dan tidak mengandung rima (bunyi yang berselang/berulang di akhir baris. Prosa cenderung menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak terlalu banyak menggunaka majas seperti puisi. Selain itu, jenis tulisan prosa juga digunakan untuk memaparkan suatu fakta atau ide.
b. Puisi adalah jenis sastra yang bahasanya menggunakan majas-majas. Makna dalam tiap baris kalimatnya bukanlah makna sebenarnya, melainkan perlu penafsiran terlebih dahulu. Kata-kata dalam puisi dipiliha dan ditata dengan cermat untuk membangun keindahan, sehingga mampu membangkitkan kesadaran orang akan suatu pengalan melalui bunyi, irama, dan makna khususnya.
3. Ekspresi dan Intuisi
a. Ekspresi adalah suatu sifat ungkapan dari berbagai kombinasi bahasa tubuh. Bisa saja dalam keadaan tidur, makan, senang, susah, gembira, bangga, selebrasi, iri, tidak suka, jahat,cinta, baik, nakal, dsb.
b. Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran. Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku.
PUISI "Kampusku Tercinta"
KAMPUSKU TERCINTA
Ketika ku merasa gundah
Masa depan apa yang ada di depanku
Melihat setiap orang melangkah maju
Mengejar hidup berpacu dengan waktu
Aku tahu ku butuh sesuatu yang dapat menenangkanku
Memenangkanku dari ketatnya persaingan hidup
Dari banyaknya universitas yang mampu memberikanku itu
Hanya Gunadarma yang mampu mengerti aku
Memberi bekal sebagai modal
Tak hanya keahlian dan pengetahuan
Tapi pertemanan dan persaudaraan
Teruslah seperti itu
Oh Gunadarma kampus tercintaku.
Langganan:
Postingan (Atom)