Senin, 05 Juni 2017

5 Masalah Pokok Kehidupan Manusia menurut C. Kluckhonh

1. Hakekat Hidup Manusia  

Masyarakat dipengaruhi oleh kebudayaan-kebudayaan dalam memahami arti dari hidup.Sebagai contoh dalam Buddha, hidup itu buruk dan manusia harus mencapai Nirvana. Hal ini mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menjalani kehidupannya. Namun, banyak kebudayaan yang menganggap hidup itu baik. Jadi, variasi budaya mempengaruhi pemikiran-pemikiran manusia.
 
contoh : seorang sufi yang kebanyakan mendedikansikan hidupnya hanya untuk beribadah dan tidak memperdulikan kehidupan dunianya.

2. Hakekat Karya Manusia

Ada beberapa yang menganggap kerja adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk bertahan dalam kehidupan (survival). Namun, ada yang bekerja untuk mendapatkan pangkat, jabatan, bahkan ada yang berpikir bekerja untuk meninggikan prestasi. Bukan harta yang dicari, namun status sosial yang dimiliki setiap individu.

Contoh : Seorang yang ambisius dan bekerja untuk mengejar pangkat dan jabatan dalam pekerjaan.

3. Hakekat Waktu Manusia

Masalah ini memilik fokus dalam waktu. Ada budaya yang harus menganggap penting masa lampau, ada yang memperhatikan masa kini adalah yang terpenting sebagai tujuan perjuangannya, dan ada budaya yang melihat jauh ke depan. Hal ini mempengaruhi masyarakat dalam menentukan perencanaan hidupnya dikarenakan perbedaan pendapat dalam pemahaman dimensi waktu.

Contoh : IR. Sukarno pernah berpesan agar orang Indonesia jangan sekali-sekali melupakan sejarah, karena dengan mengingat sejarah maka kita akan tahu darimana asal bangsa ini dan apa yang harus dicapai dimasa mendatang.

4. Hakekat Alam Manusia

Masalah ini menyangkut kepercayaan bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.

Contoh : Masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia mempunyai upacara-upacara yang ditujukan sebagai wujud sukur atas apa yang telah mereka dapat dari alam seperti saat panen berlimpah.

5. Hakekat Hubungan Manusia

Masalah yang ke lima menyangkut tentang interaksi antar manusia. Banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Ada budaya yang menganggap kedudukan secara horizontal, dimana cenderung memikirkan hak asasi manusia. Sedangkan ada budaya yang menganggap kedudukan secara vertikal, dimana terciptanya pengembangan orientasi keatas (senioritas).

Contoh : Beberapa Instansi baik pendidikan maupun pekerjaan masih ada yang menerapkan sistem senioritas dimana orang yang baru bergabung harus tunduk dan melakukan sesuai perintah orang yang telah lebih dulu bergabung, walaupun pada prakteknya sudah jarang ditemui   
  

Konsep Kebudayaan

Konsep Budaya
Ketika para sosiolog berbicara tentang kebudayaan, maka yang diacu oleh konsep itu adalah norma, nilai, kepercayaan atau simbol-simbol ekspresif. Norma adalah cara manusia berperilaku dalam masyarakat, nilai adalah apa yang mereka pegang dengan kuat, kepercayaan adalah bagaimana mereka berpikir tentang bagaimana semesta berjalan, ekspresif simbol adalah representasi dari norma, nilai dan kepercayaan itu. Saat ini pengertian kebudayaan ini ditambahkan juga dengan praktek. Budaya, saat ini, digunakan untuk mendeskripsikan pola-pola perilaku, yang tidak selalu harus terkoneksi dengan nilai atau kepercayaan tertentu.
Budaya dan masyarakat tidak eksis di luar sana, hanya orang bekerja, membesarkan anak, mencintai, bertengkar dsb. Memahami budaya sebagai sesuatu (thing) dan masyarakat sebagai sesuatu yang lain, hanyalah pembedaan analitik antara dua aspek berbeda dari eksistensi manusiawi. Budaya menampilkan aspek ekspresif  dari eksistensi manusia, sedangkan masyarakat (society) menampilkan aspek relasional.

  1.  Dalam pengertian sehari-hari (umum) mengacu pada produk seni atau sastra. Pada abad 19, banyak intelektual eropa membedakan antara budaya dan masyarakat atau dalam terminologi mereka antara budaya dan peradaban. Peradaban (tata sosial) mengacu pada kemajuan teknologi dan industri (sebagaimana termanifestasikan dalam revolusi industri). Mengkontraskan kebudayaan dengan peradaban dengan demikian merupakan protes terhadap pemikiran pencerahan, terhadap kepercayaan atas kemajuan, terhadap aspek-aspek buruk industrialisasi atau protes atas “cash nexus” dari kapitalisme dimana semua orang dan semua hal dinilai dari berdasar nilai ekonomi. Peradaban dengan demikian merusak kemanusiaan. Jalan pemecahan dari kerusakan itu adalah budaya. Mattew Arnold, menyatakan budaya sebagai sebuah studi atas kesempurnaan. Budaya membuat peradaban lebih manusiawi dengan mengembalikan “sweetness and light.”, keindahan dan kebijaksanaan; yang didapatkan dari (1) kesadaran dan sensitivitas terhadap hal-hal terbaik yang pernah dipikirkan dan diketahui orang dalam seni, sastra, sejarah dan filsafat; (2) pikiran yang tepat (right reason) — pikiran terbuka, kecerdasan untuk menoleransi. Arnold, memahami budaya dari sudut potensi pendidikannya. Budaya adalah alat untuk mencapai tujuan, harmoni kehidupan (mencegah materialisme kehidupan dan filistinisme) melalui mengajarkan manusia untuk hidup dan menyebarkan nilai-nilai moral. Posisi Arnold ini, sama dengan posisi Weber dalam Science as Vocation. Posisi Humanities. –> Hasil terbaik pemikiran dan pengetahuan manusia
  2. Kebudayaan sebagai way of life. E.B. Taylor. Kebudayaan atau peradaban adalah keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-kebiasaan, dan kapabilitas dan kebiasaan yang dicapai manusia sebagai anggota sebuah masyarakat. Pengertian ini saat ini sangat dominan di kalangan sosilog kontemporer.  Definisi ini menghindari etnosentrisme dan elitisme. Definisi ini juga memahami adanya harmoni antara budaya dan masyarakat (bahkan dalam pendekatan fungsionalisme dan marxisme). Peter Berger memahami pembentukan budaya melalu tiga momen, eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi.  Cliford Geertz, kebudayaan adalah pola-pola makna yang muncul dalam bentuk simbol yang tertransmisikan secara historis; sistem konsepsi yang diwariskan terekspresikan dalam bentuk simbolik yang dengannya manusia berkomunikasi, mengabadikan, dan mengembangkan pengetahuan tentang dan  bagaiman ber-sikap terhadap kehidupan. Budaya adalah aktifitas, bukan sesuatu yang perlu dibekukan di museaum. Posisi Social Saintis.  Makna    –> produk material dan non-material kemanusiaan.

 Kebudayaan Bangsa Timur
  
Kebudayaan yang dianut oleh bangsa timur adalah kebudayaan yang lebih mementingkan aspek dalam bersosialisasi. Bangsa timur lebih menjunjung kesopanan dan nilai nilai dalam bersosialisasi kepada sesama manusia.

Contoh-contoh Kebudayaan Bangsa Timur yang masih dilestarikan

  1. Mementingkan kebersamaan
  2. Menjaga perasaan orang lain
  3. Bersikap sopan santun
  4. Menghargai orang yang lebih tua
  5. Memegang teguh adat istiadat di daerah tersebut
  6. Menjalani hidup dengan sederhana
  7. Saling menghormati walaupun hidup dalam perbedaan